Rabu, 11 Juni 2014

TUGAS 2 PEREKONOMIAN INDONESIA

PEREKONOMIAN INDONESIA
index

Nama         Kelompok :
Andri Kevin Akbar (2A213111)
Annisa Nur Rakhmasari (2A213147)
Diesca Titanayu (2A213009)
Rika Andriyanie (2A213143)
Ryan Alfa Devota (2A213142)
                  


Kelas :
1 EB 22

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2014


BAB I
PENDAHULUAN
Pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan dalam pendapatan total dan pendapatan per kapita dengan menghitung adanya pertambahan penduduk disertai adanya perubahan fundamental (perubahan mendasar) dalam struktur ekonomi. Tujuan pembangunan ekonomi sebagaimana tertuang dalam Program Pembangunan Nasional (Propenas) untuk kurun waktu 2001-2005 adalah tercapainya taraf hidup masyarakat dan kesejahteraan yang berkeadilan dan berkelanjutan melalui upaya untuk mempercepat pemulihan ekonomi dan mewujudkan landasan pembangunan yang berkelanjutan. Yang dimaksud dengan pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Suatu negara dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi apabila terjadi peningkatan GNP riil di negara tersebut. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi.
Perbedaan antara keduanya adalah pertumbuhan ekonomi keberhasilannya lebih bersifat kuantitatif, yaitu adanya kenaikan dalam standar pendapatan dan tingkat output produksi yang dihasilkan, sedangkan pembangunan ekonomi lebih bersifat kualitatif, bukan hanya pertambahan produksi, tetapi juga terdapat perubahan-perubahan dalam struktur produksi dan alokasi input pada berbagai sektor perekonomian seperti dalam lembagapengetahuansosial dan teknik.
Selanjutnya pembangunan ekonomi diartikan sebagai suatu proses yang menyebabkan pendapatan perkapita penduduk meningkat dalam jangka panjang. Di sini terdapat tiga elemen penting yang berkaitan dengan pembangunan ekonomi.
  • Pembangunan sebagai suatu proses
Pembangunan sebagai suatu proses, artinya bahwapembangunan merupakan suatu tahap yang harus dijalani olehsetiap masyarakat atau bangsa. Sebagai contoh, manusia mulai lahir, tidak langsung menjadi dewasa, tetapi untuk menjadi dewasa harus melalui tahapan-tahapan pertumbuhan. Demikian pula, setiap bangsa harus menjalani tahap-tahap perkembangan untuk menuju kondisi yang adil, makmur, dan sejahtera.
  • Pembangunan sebagai suatu usaha untuk meningkatkan pendapatan perkapita
Sebagai suatu usaha, pembangunan merupakan tindakan aktif yang harus dilakukan oleh suatu negara dalam rangka meningkatkan pendapatan perkapita. Dengan demikian, sangat dibutuhkan peran serta masyarakat, pemerintah, dan semua elemen yang terdapat dalam suatu negara untuk berpartisipasiaktif dalam proses pembangunan. Hal ini dilakukan karena kenaikan pendapatan perkapita mencerminkan perbaikan dalam kesejahteraan masyarakat.
  • Peningkatan pendapatan perkapita harus berlangsung dalam jangka panjang
Suatu perekonomian dapat dinyatakan dalam keadaan berkembang apabila pendapatan perkapita dalam jangka panjang cenderung meningkat. Hal ini tidak berarti bahwa pendapatan perkapita harus mengalami kenaikanterus menerus. Misalnya, suatu negara terjadi musibah bencana alam ataupunkekacauan politik, maka mengakibatkan perekonomian negara tersebut mengalami kemunduran. Namun, kondisi tersebut hanyalah bersifat sementara yang terpenting bagi negara tersebut kegiatan ekonominya secara rata-rata meningkat dari tahun ke tahun.
Ada beberapa faktor yang memengaruhi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi, namun pada hakikatnya faktor-faktor tersebut dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu faktor ekonomi dan faktor nonekonomi. Faktor ekonomi yang memengaruhi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi diantaranya adalah sumber daya alam, sumber daya manusia, sumber daya modal, dan keahlian atau kewirausahaan. Sumber daya alam, yang meliputi tanah dan kekayaan alam seperti kesuburan tanah, keadaan iklim/cuaca,hasil hutantambang, dan hasil laut, sangat memengaruhi pertumbuhan industri suatu negara, terutama dalam hal penyediaan bahan baku produksi. Sementara itu, keahlian dan kewirausahaan dibutuhkan untuk mengolah bahan mentah dari alam, menjadi sesuatu yang memiliki nilai lebih tinggi (disebut juga sebagai proses produksi).
Sumber daya manusia juga menentukan keberhasilan pembangunan nasional melalui jumlah dan kualitas penduduk. Jumlah penduduk yang besar merupakan pasar potensial untuk memasarkan hasil-hasil produksi, sementara kualitas penduduk menentukan seberapa besar produktivitas yang ada. Sementara itu, sumber daya modal dibutuhkanmanusia untuk mengolah bahan mentah tersebut. Pembentukan modal dan investasi ditujukan untuk menggali dan mengolah kekayaan. Sumber daya modal berupa barang-barang modal sangat penting bagi perkembangan dan kelancaran pembangunan ekonomi karena barang-barang modal juga dapat meningkatkan produktivitas. Faktor nonekonomi mencakup kondisi sosial kultur yang ada di masyarakat, keadaan politik, kelembagaan, dan sistem yang berkembang dan berlaku.







BAB II
PEMBAHASAN

KRITERIA PENGUKURAN KEBERHASILAN PEMBANGUNAN
Untuk menilai keberhasilan pembangunan, ada criteria yang diperlukan untuk mengukur atau menunjukkan tingkat keberhasilan pembangunan. Kriteria itu harus dimulai dari tingkat pemahaman semua komponen terkait indikator-indikator pembangunan serta pengertian penerapan kebijakan dan hasil dari proses pelaksanaan kebijakan. Adapun kriteria nya adalah sebagai berikut :

1.Pendapatan Perkapita
Pendapatan per kapita adalah besarnya pendapatan rata-rata penduduk di suatu negara. Pendapatan per kapita didapatkan dari hasil pembagian pendapatan nasionalsuatu negara dengan jumlah penduduk negara tersebut. Pendapatan per kapita juga merefleksikan PDB per kapita. Pendapatan per kapita sering digunakan sebagai tolok ukur kemakmuran dan tingkat pembangunan sebuah negara; semakin besar pendapatan per kapitanya, semakin makmur negara tersebut. Secara matematis, rumus perhitungan pendapatan per kapita adalah :
                       
Berikut ini adalah Produk Domestik Bruto Per Kapita, Produk Nasional Bruto Per Kapita dan Pendapatan Nasional  Per Kapita, 2010-2013 (Rupiah)









Deskripsi
Tahun

2010
2011
2012*
2013**

Atas Dasar Harga Berlaku





Produk Domestik Bruto Per Kapita
27028695.01
30658976.15
33531354.56
                 37538517.80

Produk Nasional Bruto Per Kapita
26269975.42
29762690.91
32540449.99
36376916.32

Pendapatan Nasional Per Kapita
23974407.31
27487046.94
30674674.07
33379651.28

Atas Dasar Harga Konstan 2000





Produk Domestik Bruto Per Kapita
9703464.88
10184548.83
10671024.82
11448146.97

Produk Nasional Bruto Per Kapita
9313592.04
9785943.80
10260896.29
10989219.26

Pendapatan Nasional Per Kapita
8488596.72
9027335.72
9665117.07
10075360.49

Keterangan:





*) Angka Sementara





**) Angka Sangat Sementara






2. Pendapatan Nasional
Pendapatan nasional adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh seluruh rumah tangga keluarga (RTK) di suatu negara dari penyerahan faktor-faktor produksi dalam satu periode,biasanya selama satu tahun. Konsep pendapatan nasional pertama kali dicetuskan oleh Sir William Petty dari Inggris yang berusaha menaksir pendapatan nasional negaranya(Inggris) pada tahun 1665. Dalam perhitungannya, ia menggunakan anggapan bahwa pendapatan nasional merupakan penjumlahan biaya hidup (konsumsi) selama setahun. Namun, pendapat tersebut tidak disepakati oleh para ahli ekonomi modern, sebab menurut pandangan ilmu ekonomi modern, konsumsi bukanlah satu-satunya unsur dalam perhitungan pendapatan nasional. Menurut mereka, alat utama sebagai pengukur kegiatan perekonomian adalah Produk Nasional Bruto (Gross National Product, GNP), yaitu seluruh jumlah barang dan jasa yang dihasilkan tiap tahun oleh negara yang bersangkutan diukur menurut harga pasar pada suatu Negara.
Berikut adalah beberapa konsep pendapatan nasional
  • Produk Domestik Bruto (GDP)
Produk domestik bruto (Gross Domestic Product) merupakan jumlah nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu negara (domestik) selama satu tahun. Dalam perhitungan GDP ini, termasuk juga hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan/orang asing yang beroperasi di wilayah negara yang bersangkutan. Barang-barang yang dihasilkan termasuk barang modal yang belum diperhitungkan penyusutannya, karenanya jumlah yang didapatkan dari GDP dianggap bersifat bruto/kotor.

  • Produk Nasional Bruto (GNP)
Produk Nasional Bruto (Gross National Product) atau PNB meliputi nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara (nasional) selama satu tahun; termasuk hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga negara yang berada di luar negeri, tetapi tidak termasuk hasil produksi perusahaan asing yang beroperasi di wilayah negara tersebut.

  • Pendapatan Nasional Neto (NNI)
Pendapatan Nasional Neto (Net National Income) adalah pendapatan yang dihitung menurut jumlah balas jasa yang diterima oleh masyarakat sebagai pemilik faktor produksi. Besarnya NNI dapat diperoleh dari NNP dikurang pajak tidak langsung. Yang dimaksud pajak tidak langsung adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan kepada pihak lain seperti pajak penjualan, pajak hadiah, dll.
  • Pendapatan Perseorangan (PI)
Pendapatan perseorangan (Personal Income)adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh setiap orang dalam masyarakat, termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa melakukan kegiatan apapun. Pendapatan perseorangan juga menghitung pembayaran transfer (transfer payment). Transfer payment adalah penerimaan-penerimaan yang bukan merupakan balas jasa produksi tahun ini, melainkan diambil dari sebagian pendapatan nasional tahun lalu, contoh pembayaran dana pensiunan, tunjangan sosial bagi para pengangguran, bekas pejuang, bunga utang pemerintah, dan sebagainya. Untuk mendapatkan jumlah pendapatan perseorangan, NNI harus dikurangi dengan pajak laba perusahaan (pajak yang dibayar setiap badan usaha kepada pemerintah), laba yang tidak dibagi (sejumlah laba yang tetap ditahan di dalam perusahaan untuk beberapa tujuan tertentu misalnya keperluan perluasan perusahaan), dan iuran pensiun (iuran yang dikumpulkan oleh setiap tenaga kerja dan setiap perusahaan dengan maksud untuk dibayarkan kembali setelah tenaga kerja tersebut tidak lagi bekerja).
  • Pendapatan yang siap dibelanjakan (DI)
Pendapatan yang siap dibelanjakan (Disposable Income) adalah pendapatan yang siap untuk dimanfaatkan guna membeli barang dan jasa konsumsi dan selebihnya menjadi tabungan yang disalurkan menjadi investasi. Disposable income ini diperoleh dari personal income (PI) dikurangi dengan pajak langsung. Pajak langsung (direct tax) adalah pajak yang bebannya tidak dapat dialihkan kepada pihak lain, artinya harus langsung ditanggung oleh wajib pajak, contohnya pajak pendapatan.

Rumus menghitung pertumbuhan ekonomi adalah sebagai berikut :
g = {(PDBs-PDBk)/PDBk} x 100%
g = tingkat pertumbuhan ekonomi PDBs = PDB riil tahun sekarang PDBk = PDB riil tahun kemarin
Contoh soal :
PDB Indonesia tahun 2008 = Rp. 467 triliun, sedangkan PDB pada tahun 2007 adalah = Rp. 420 triliun. Maka berapakah tingkat pertumbuhan ekonomi pada tahun 2008 jika diasumsikan harga tahun dasarnya berada pada tahun 2007 ?
jawab :
g = {(467-420)/420}x100% = 11,19%
Berikut ini adalah Pendapatan Nasional Indonesia 2010-2013 :







Jenis Pengeluaran
2013***
Jumlah
I
II
III
IV







1
Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga
1195106.60
1227187.99
1314172.70
1334627.12
5071094.41

a. Makanan
573453.80
588101.59
625968.00
635103.89
2422627.28

b. Bukan Makanan
621652.80
639086.40
688204.70
699523.23
2648467.13







2
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (a+b-c)
146528.44
191273.49
217307.64
272133.18
827242.76

a. Belanja Barang
46513.16
82506.69
93231.64
152276.94
374528.43

b. Belanja Pegawai + Penyusutan (NTB)
114561.39
128657.64
148126.66
149845.57
541191.27

c. Penerimaan Barang dan Jasa
14546.11
19890.84
24050.66
29989.33
88476.95







3
Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto
669758.96
705661.41
732368.26
768464.53
2876253.15

a. Bangunan
569721.33
596349.76
618611.62
650285.89
2434968.60

b. Mesin dan Perlengkapan Dalam Negeri
6530.18
6884.33
7292.43
7065.85
27772.77

c. Mesin dan Perlengkapan Luar Negeri
57010.38
62047.07
65951.01
71161.06
256169.52

d. Alat Angkutan Dalam Negeri
5581.97
5543.80
5463.96
5901.39
22491.11

e. Alat Angkutan Luar Negeri
16962.16
18879.27
19234.43
16947.99
72023.85

f. Lainnya Dalam Negeri
9547.85
10652.62
10077.87
11519.59
41797.93

g. Lainnya Luar Negeri
4405.10
5304.57
5736.94
5582.76
21029.37







4
a. Perubahan Inventori
73132.97
90040.07
25095.84
-8490.80
179778.08

b. Diskrepansi Statistik 1)
82177.95
56378.04
123443.78
48914.08
310913.85







5
Ekspor Barang dan Jasa
502040.97
511648.27
528541.85
614577.51
2156808.60

a. Barang
452022.04
460976.66
472778.82
549843.73
1935621.24

b. Jasa
50018.93
50671.61
55763.03
64733.78
221187.36







6
Dikurangi Impor Barang dan Jasa
525074.09
569465.57
581282.07
662296.92
2338118.65

a. Barang
444574.09
478852.77
490449.57
552838.72
1966715.15

b. Jasa
80500.00
90612.80
90832.50
109458.20
371403.50







7
PRODUK DOMESTIK BRUTO
2143671.80
2212723.70
2359648.00
2367928.70
9083972.20







8
Pendapatan Neto Terhadap Luar Negeri
-60535.29
-69574.99
 73725.57
-77260.90
-281096.76

Atas Faktor Produksi






a. Pendapatan Dari Luar Negeri
7861.26
5894.02
4848.04
4625.05
23228.36

b. Pendapatan Ke Luar Negeri
68396.55
75469.01
78573.61
81885.95
304325.12







9
PRODUK NASIONAL BRUTO
2083136.51
2143148.71
2285922.43
2290667.80
8802875.44







10
Dikurangi Pajak Tidak Langsung Neto (a-b)
98975.61
21361.26
76141.38
74633.41
271111.66

a. Pajak Tidak Langsung
122467.25
143769.34
152648.31
181757.04
600641.93

b. Subsidi
23491.64
122408.08
76506.93
107123.63
329530.27







11
Dikurangi Penyusutan
107183.59
110636.19
117982.40
118396.44
454198.61







12
PENDAPATAN NASIONAL
1876977.31
2011151.26
2091798.65
2097637.96
8077565.18
*** Angka sangat sangat sementara
1) Selisih antara PDB Lap. Usaha dan Pengeluaran







Jenis Pengeluaran
2012**
Jumlah
I
II
III
IV







1
Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga
1072083.60
1097070.40
1152845.80
1174373.60
4496373.40

a. Makanan
508027.40
521845.10
552292.40
559049.80
2141214.70

b. Bukan Makanan
564056.20
575225.30
600553.40
615323.80
2355158.70







2
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (a+b-c)
138166.84
186143.46
175661.04
233298.04
733269.38

a. Belanja Barang
48428.34
73231.95
74492.46
128297.48
324450.22

b. Belanja Pegawai + Penyusutan (NTB)
105925.28
128936.09
118476.81
132976.95
486315.12

c. Penerimaan Barang dan Jasa
16186.78
16024.58
17308.23
27976.38
77495.97







3
Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto
619865.19
661298.26
691322.13
716397.95
2688883.53

a. Bangunan
524895.54
554155.87
582263.21
605709.11
2267023.73

b. Mesin dan Perlengkapan Dalam Negeri
6404.23
6469.56
6408.18
6375.64
25657.61

c. Mesin dan Perlengkapan Luar Negeri
54941.60
61873.12
63620.32
64425.19
244860.23

d. Alat Angkutan Dalam Negeri
4498.80
4958.91
4906.26
5002.13
19366.10

e. Alat Angkutan Luar Negeri
17188.37
20722.16
20103.74
20793.93
78808.20

f. Lainnya Dalam Negeri
7528.90
7960.78
8915.02
9385.30
33790.00

g. Lainnya Luar Negeri
4407.75
5157.87
5105.39
4706.65
19377.67







4
a. Perubahan Inventori
86238.22
67295.30
21845.20
-5069.11
170309.60

b. Diskrepansi Statistik 1)
53575.53
80775.18
88444.13
46280.13
269074.96







5
Ekspor Barang dan Jasa
491164.53
501518.40
492198.50
514372.60
1999254.03

a. Barang
448652.03
458449.80
449218.10
463467.40
1819787.33

b. Jasa
42512.50
43068.60
42980.40
50905.20
179466.70







6
Dikurangi Impor Barang dan Jasa
488155.20
546353.20
505943.00
587274.10
2127725.50

a. Barang
412985.10
466204.30
429364.40
494423.20
1802977.00

b. Jasa
75170.10
80148.90
76578.60
92850.90
324748.50







7
PRODUK DOMESTIK BRUTO
1972938.70
2047747.80
2116373.80
2092379.10
8229439.40







8
Pendapatan Neto Terhadap Luar Negeri
-52847.15
-63990.45
-62870.18
-63485.17
-243192.95

Atas Faktor Produksi






a. Pendapatan Dari Luar Negeri
6888.11
7253.77
7574.25
6829.54
28545.67

b. Pendapatan Ke Luar Negeri
59735.26
71244.23
70444.43
70314.72
271738.63







9
PRODUK NASIONAL BRUTO
1920091.55
1983757.35
2053503.62
2028893.93
7986246.45







10
Dikurangi Pajak Tidak Langsung Neto (a-b)
101310.99
8204.61
82247.30
-145326.45
46436.46

a. Pajak Tidak Langsung
109199.99
129145.94
130863.10
19570.42
388779.45

b. Subsidi
7889.00
120941.33
48615.80
164896.87
342342.99







11
Dikurangi Penyusutan
98646.94
102387.39
105818.69
104618.96
411471.97







12
PENDAPATAN NASIONAL
1720133.62
1873165.34
1865437.63
2069601.42
7528338.02
** Angka sangat sementara
1) Selisih antara PDB Lap. Usaha dan Pengeluaran







Jenis Pengeluaran
2011*
Jumlah
I
II
III
IV







1
Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga
964390.30
983673.20
1042226.20
1063073.90
4053363.60

a. Makanan
461614.90
465855.00
494238.10
504457.80
1926165.80

b. Bukan Makanan
502775.40
517818.20
547988.10
558616.10
2127197.80







2
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (a+b-c)
118708.62
149738.56
176424.95
224128.46
669000.58

a. Belanja Barang
39144.70
63674.62
73920.85
129180.66
305920.84

b. Belanja Pegawai + Penyusutan (NTB)
92029.77
101741.04
118927.28
120672.74
433370.83

c. Penerimaan Barang dan Jasa
12465.85
15677.11
16423.18
25724.94
70291.09







3
Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto
541890.10
571980.59
610433.12
645969.14
2370272.96

a. Bangunan
464447.74
492046.69
520855.29
545077.99
2022427.72

b. Mesin dan Perlengkapan Dalam Negeri
6086.92
6118.95
6147.18
5943.87
24296.92

c. Mesin dan Perlengkapan Luar Negeri
43957.07
45926.00
52189.13
59213.38
201285.58

d. Alat Angkutan Dalam Negeri
3874.42
3748.13
4028.01
3559.78
15210.34

e. Alat Angkutan Luar Negeri
12611.08
12616.87
15549.68
19682.98
60460.61

f. Lainnya Dalam Negeri
7500.56
7911.92
7751.50
7413.25
30577.24

g. Lainnya Luar Negeri
3412.31
3612.03
3912.32
5077.89
16014.56







4
a. Perubahan Inventori
33510.78
31533.80
25527.69
-19798.11
70774.16

b. Diskrepansi Statistik 1)
54654.50
45489.65
47831.84
3049.20
151025.20







5
Ekspor Barang dan Jasa
442141.80
495041.10
506434.20
512203.90
1955821.00

a. Barang
407855.30
460667.00
465140.70
466364.80
1800027.80

b. Jasa
34286.50
34374.10
41293.50
45839.10
155793.20







6
Dikurangi Impor Barang dan Jasa
405909.20
454983.60
479871.80
510305.80
1851070.40

a. Barang
339801.60
384936.40
405792.20
427934.00
1558464.20

b. Jasa
66107.60
70047.20
74079.60
82371.80
292606.20







7
PRODUK DOMESTIK BRUTO
1749386.90
1822473.30
1929006.20
1918320.70
7419187.10







8
Pendapatan Neto Terhadap Luar Negeri
-44750.17
-55551.22
-65470.02
-51121.29
-216892.69

Atas Faktor Produksi






a. Pendapatan Dari Luar Negeri
6724.14
6915.63
7025.97
6928.70
27594.43

b. Pendapatan Ke Luar Negeri
51474.31
62466.85
72495.98
58049.99
244487.12







9
PRODUK NASIONAL BRUTO
1704636.73
1766922.08
1863536.18
1867199.41
7202294.41







10
Dikurangi Pajak Tidak Langsung Neto (a-b)
65861.30
71217.40
40833.09
1813.54
179725.32

a. Pajak Tidak Langsung
90615.00
100750.90
118105.35
143679.88
453151.13

b. Subsidi
24753.70
29533.50
77272.27
141866.34
273425.81







11
Dikurangi Penyusutan
87469.35
91123.67
96450.31
95916.04
370959.36







12
PENDAPATAN NASIONAL
1551306.09
1604581.02
1726252.79
1769469.84
6651609.73
*Angka sementara
1) Selisih antara PDB Lap. Usaha dan Pengeluaran




Jenis Pengeluaran
2010
Jumlah
I
II
III
IV







1
Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga
865662.81
891163.77
936136.33
950462.12
3643425.03

a. Makanan
407740.09
423153.39
447143.44
455764.44
1733801.36

b. Bukan Makanan
457922.72
468010.38
488992.89
494697.68
1909623.66







2
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (a+b-c)
100512.71
136124.19
148125.93
202520.04
587282.86

a. Belanja Barang
37807.05
58467.76
72924.56
112505.35
281704.71

b. Belanja Pegawai + Penyusutan (NTB)
71297.47
93104.50
91510.42
103928.48
359840.87

c. Penerimaan Barang dan Jasa
8591.81
15448.08
16309.05
13913.79
54262.72







3
Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto
468941.81
498150.57
542283.00
555618.72
2064994.10

a. Bangunan
404030.94
431022.89
462914.10
475763.01
1773730.95

b. Mesin dan Perlengkapan Dalam Negeri
5830.82
5875.07
6110.96
6199.03
24015.87

c. Mesin dan Perlengkapan Luar Negeri
33483.77
35521.02
44099.64
45562.13
158666.55

d. Alat Angkutan Dalam Negeri
3345.29
3521.63
3607.98
3724.57
14199.47

e. Alat Angkutan Luar Negeri
11639.85
11581.77
14271.87
12893.58
50387.07

f. Lainnya Dalam Negeri
6921.97
7124.87
7225.11
7428.97
28700.93

g. Lainnya Luar Negeri
3689.18
3503.32
4053.35
4047.43
15293.27







4
a. Perubahan Inventori
13201.78
15501.60
20408.94
-30747.90
18364.42

b. Diskrepansi Statistik 1)
24115.50
28868.27
16956.70
-45208.48
24731.99







5
Ekspor Barang dan Jasa
363104.80
374567.60
384924.90
462076.50
1584673.80

a. Barang
333159.00
341149.20
349135.40
424480.30
1447923.90

b. Jasa
29945.80
33418.40
35789.50
37596.20
136749.90







6
Dikurangi Impor Barang dan Jasa
329682.40
355528.30
378268.70
413140.90
1476620.30

a. Barang
265597.30
286409.00
304870.70
336184.80
1193061.80

b. Jasa
64085.10
69119.30
73398.00
76956.10
283558.50







7
PRODUK DOMESTIK BRUTO
1505857.00
1588847.70
1670567.10
1681580.10
6446851.90







8
Pendapatan Neto Terhadap Luar Negeri
-43415.83
-46224.40
-45382.73
-45945.93
-180968.89

Atas Faktor Produksi






a. Pendapatan Dari Luar Negeri
6470.07
6539.06
6627.10
6789.93
26426.15

b. Pendapatan Ke Luar Negeri
49885.90
52763.46
52009.83
52735.86
207395.04







9
PRODUK NASIONAL BRUTO
1462441.17
1542623.30
1625184.38
1635634.17
6265883.01







10
Dikurangi Pajak Tidak Langsung Neto (a-b)
74234.88
34754.27
55753.85
60450.55
225193.56

a. Pajak Tidak Langsung
74234.88
86386.82
89523.12
136963.95
387108.77

b. Subsidi
0.00
51632.55
33769.27
76513.40
161915.21







11
Dikurangi Penyusutan
75292.85
79442.38
83528.36
84079.01
322342.60







12
PENDAPATAN NASIONAL
1312913.44
1428426.65
1485902.17
1491104.61
5718346.86
1) Selisih antara PDB Lap. Usaha dan Pengeluaran

 3.DistribusiPendapatan 








Distribusi pendapatan adalah konsep yang lebih luas dibandingkan kemiskinan karena cakupannya tidak hanya menganalisa populasi yang berada dibawah garis kemiskinan.Kebanyakan dari ukuran dan indikator yang mengukur tingkat distribusi pendapatan tidak tergantung pada rata-rata distribusi, dan karenanya membuat ukuran distribusi pendapatan dipertimbangkan lemah dalam menggambarkan tingkat kesejahteraan.

            Masalah utama dalam distribusi pendapatan sebuah daerah adalah ketidakmerataan pendapatan antar kelompok masyarakat dalam daerah tersebut, oleh karenanya sering juga disebut tingkat ketidakmerataan atau kesenjangan.  Ketidakmerataandistribusi pendapatan tersebut diakibatkan banyak hal terutama:

1.Perbedaan dalam hal kepemilikan faktor-faktor produksi terutama stok modal antar kelompok masyarakat. Teori Neo-Klasik menjelaskan bahwa ketidakmerataan distribusi pendapatan yang diakibatkan oleh kepemilikan faktor capital stock ini secara otomatis dapat diperbaiki oleh upaya pelimpahan dari pendapatan pemilik modal yang berlebih kepada pihak yang kekurangan. Bilamekanisme otomatis tidak dapat berjalan maka teori Keynesian mengandalkan peranan pemerintah dalam melakukan subsidi pada pihak yang kekurangan dantentunya mutlak diperlukan pula kebijakan pemerintah dalam upaya redistribusi pendapatan
2.Ketidaksempurnaan Mekanisme Pasar (Market Failure) yang menyebabkan tidak terjadinya mekanisme persaingan sempurna.

4. Peranan Sektor Industri dan Jasa
Peranan sektor industri dalam pembangunan ekonomi nasional dapat ditelusuri dari kontribusi masing-masing subsektor terhadap laju pertumbuhan ekonomi nasional atau terhadap produk domestik bruto. Pada beberapa negara yang tergolong maju, peranan sektor industri lebih dominan dibandingkan dengan sektor pertanian. Sektor industri memegang peran kunci sebagai mesin pembangunan karena sektor industri memiliki beberapa keunggulan dibandingkan sektor lain karena nilai kapitalisasi modal yang tertanam sangat besar, kemampuan menyerap tenaga kerja yang besar, juga kemampuan menciptakan nilai tambah (value added creation) dari setiap input atau bahan dasar yang diolah. Peranan sektor industri dalam pembangunan ekonomi di berbagai negara sangat penting karena sektor industri memiliki beberapa keunggulan dalam hal akselerasi pembangunan. Keunggulan-keunggulan sektor industri tersebut diantaranya memberikan kontribusi bagi penyerapan tenaga kerja dan mampu menciptakan nilai tambah (value added) yang lebih tinggi pada berbagai komoditas yang dihasilkan.
Sedangkan sektor jasa yang meliputi pertambangan, industry, pertanian, termasuk juga sector kehutanan dan perikanan sangat mempengaruhi aktivitas ekonomi masyarakat. Dengan meningkatnya kebutuhan manusia pada sector jasa, menyebabkan tenaga kerja pada sector pertanian menjadi semakin berkurang karena beralihnya tenaga kerja sector pertanian ke sector jasa.

5. Kesempatan Kerja
Kesempatan kerja adalah memenfaatkan sumber daya manusia untuk menghasilkan barang dan jasa. Kegiatan ekonomi di masyarakat membutuhkan tenaga kerja. Kebutuhan akan tenaga kerja itu dapat juga di sebut sebagai kesempatan kerja ( demand for labor ).
Semakin meningkat pembangunan, semakin besar pula kesempatan kerja yang tersedia. Hal ini berartti semakin besar pula pemintaan akan tenaga kerja. Sebalik nya, semakin besar jumlah penduduk, semakin besar pula kebutuhan akan lowongan pekerjaan ( kesempatan kerja ).
Begitu pula dengan perusahaan. Sebelum memutuskan merekrut pegawai atau karyawan baru, perusahaan sering kali mempertimbangkan dan memerlukan sejumlah kriteria berkaitan dengan kondisi si pelamar tersebut. Kriteria bagi angkatan kerja untuk dapat memasuki dunia kerja antaralain: 
1. Kesehatan
2. Pengalaman Kerja
3. Keahlian khusus

6. Stabilitas Ekonomi
Stabilitas perekonomian adalah prasyarat dasar untuk tercapainya peningkatan kesejahteraan rakyat melalui pertumbuhan yang tinggi dan peningkatan kualitas pertumbuhan. Stabilitas perekonomian sangat penting untuk memberikan kepastian berusaha bagi para pelaku ekonomi. Stabilitas ekonomi makro dicapai ketika hubungan variabel ekonomi makro yang utama berada dalam keseimbangan, misalnya antara permintaan domestik dengan keluaran nasional, neraca pembayaran, penerimaan dan pengeluaran fiskal, serta tabungan dan investasi. Hubungan tersebut tidak selalu harus dalam keseimbangan yang sangat tepat. Ketidakseimbangan fiskal dan neraca pembayaran misalnya tetap sejalan dengan stabilitas ekonomi asalkan dapat dibiayai secara berkesinambungan.
Perekonomian yang tidak stabil menimbulkan biaya yang tinggi bagi perekonomian dan masyarakat. Ketidakstabilan akan menyulitkan masyarakat, baik swasta maupun rumah tangga, untuk menyusun rencana ke depan, khususnya dalam jangka lebih panjang yang dibutuhkan bagi investasi. Tingkat investasi yang rendah akan menurunkan potensi pertumbuhan ekonomi panjang. Adanya fluktuasi yang tinggi dalam pertumbuhan keluaran produksi akan mengurangi tingkat keahlian tenaga kerja yang lama menganggur. Inflasi yang tinggi dan fluktuasi yang tinggi menimbulkan biaya yang sangat besar kepada masyarakat. Beban terberat akibat inflasi yang tinggi akan dirasakan oleh penduduk miskin yang mengalami penurunan daya beli. Inflasi yang berfluktuasi tinggi menyulitkan pembedaan pergerakan harga yang disebabkan oleh perubahan permintaan atau penawaran barang dan jasa dari kenaikan umum harga-harga yang disebabkan oleh permintaan yang berlebih. Akibatnya terjadi alokasi inefisiensi sumber daya.
Mengingat pentingnya stabilitas ekonomi makro bagi kelancaran dan pencapaian sasaran pembangunan nasional, Pemerintah harus bertekad untuk terus menciptakan dan memantapkan stabilitas ekonomi makro. Salah satu arah kerangka ekonomi makro dalam jangka menengah adalah untuk menjaga stabilitas ekonomi makro dan mencegah timbulnya fluktuasi yang berlebihan di dalam perekonomian.
Stabilitas ekonomi makro tidak hanya tergantung pada pengelolaan besaran ekonomi makro semata, tetapi juga tergantung kepada struktur pasar dan sektor-sektor. Untuk memantapkan stabilitas ekonomi makro, kebijakan ekonomi makro, melalui kebijakan fiskal dan moneter yang terkoordinasi baik, harus didukung oleh kebijakan reformasi struktural, yang ditujukan untuk memperkuat dan memperbaiki fungsi pasar, antara lain pasar modal dan uang, pasar tenaga kerja serta pasar barang dan jasa, dan sektor-sektor meliputi seperti sektor industri, pertanian, perdagangan, keuangan dan perbankan.
















BAB III
KESIMPULAN
Negara Indonesia dalam hal pendapatan perkapita dan pendapatan nasional memang selalu naik setiap tahunnya dikarenakan nilai investasi yang semakin tinggi ditiap tahun, tetapi dengan kenaikan pendapatan perkapita dan pendapatan nasional ini seolah menjadi boomerang bagi negara kita. Hal ini disebabkan karena kesempatan kerja yang masih minim dan peranan sektor industri yang semakin canggih. Sehingga tidak terjadinya stabilitas ekonomi. Ini dimungkinkan karena investasi dilakukan oleh perusahaan asing dan dari pinjaman luar negeri, sehingga seluruh atau sebagian besar aktivitas industri dikuasai asing yang mempunyai tujuan untuk mendapatkan untuk sebesar-besarnya (padat modal bukan padat karya) yang menyebabkan tenaga kerja di Indonesia tidak terserap.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar