PENGENTASAN
KEMISKINAN
DENGAN PROGRAM KB
Nama
Kelompok :
Annisa
Nur Rakhmasari 2A213147
Rika
Andriyanie 2A213143
Andri
Kevin 2A213111
Ryan
Alfa Devota 2A213142
Diesca
Titanayu 2A213009
Dosen
:
Pak
Mujiyana
Mata
Kuliah :
Perekonomian
Indonesia
Kelas: 1 EB 22
UNIVERSITAS
GUNADARMA
BEKASI
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil
menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul
”Pengentasan
Kemiskinan dengan Program KB”
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir
kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT
senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Jakarta,
12 Juni 2014
Penyusun
BAB
I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
“Kemiskinan yang meluas
merupakan tantangan terbesar dalam upaya-upaya Pembangunan” (UN, International
Conference on Population and Development, 1994)
Proses pembangunan
memerlukan Gross National Product (GNP) yang tinggi dan
pertumbuhan ekonomi yang cepat. Dibanyak negara syarat utama bagi terciptanya
penurunan kemiskinan yang tetap adalah pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi
memang tidak cukup untuk mengentaskan kemiskinan tetapi biasanya pertumbuhan
ekonomi merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan, walaupun begitu pertumbuhan
ekonomi yang baguspun menjadi tidak akan berarti bagi masyarakat miskin jika
tidak diiringi dengan penurunan yang tajam dalam pendistribusian atau
pemerataannya.
Fenomena kemiskinan telah
berlangsung sejak lama, walaupun telah dilakukan berbagai upaya dalam
menanggulanginya, namun sampai saat ini masih terdapat lebih dari 1,2 milyar
penduduk dunia yang hidup dengan pendapatan kurang dari satu dolar perhari dan
lebih dari 2,8 milyar penduduk dunia hanya berpenghasilan kurang dari dua
dollar perharinya.
Mereka hidup dibawah
tingkat pendapatan riil minimum internasional. Garis tersebut tidak mengenal
tapal batas antar negara, tidak tergantung pada tingkat pendapatan perkapita di
suatu negara dan juga tidak memperhitungkan perbedaan tingkat harga antar
negara.
Terlebih bagi Indonesia,
sebagai sebuah negara berkembang, masalah kemiskinan adalah masalah yang sangat
penting dan pokok dalam upaya pembangunannya. Menurut catatan Badan Pusat Statistik
(BPS) tahun 2002, jumlah penduduk miskin Indonesia mencapai 38,4 juta jiwa atau
18,2% dari jumlah penduduk Indonesia.
Masyarakat miskin sering
menderita kekurangan gizi, tingkat kesehatan yang buruk, tingkat buta huruf
yang tinggi, lingkungan yang buruk dan ketiadaan akses infrastruktur maupun
pelayanan publik yang memadai. Daerah kantong-kantong kemiskinan tersebut
menyebar diseluruh wilayah Indonesia dari dusun-dusun di dataran tinggi,
masyarakat tepian hutan, desa-desa kecil yang miskin, masyarakat nelayan
ataupuin daerah-daerah kumuh di perkotaan.
Sebelum masa krisis pada
tahun 1997, Indonesia menjadi salah satu model pembangunan yang diakui karena
berhasil menurunkan angka kemiskinan secara signifikan. Berdasarkan data Survei
Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) dari BPS, dalam kurun waktu 1976-1996 jumlah
penduduk miskin di Indonesia menurun dari 54,2 juta jiwa atau sekitar 40% dari
total penduduk menjadi 22,5 juta jiwa atau sekitar 11%. Keberhasilan menurunkan
tingkat kemiskinan tersebut adalah hasil dari pembangunan yang menyeluruh yang
mencakup bidang pertanian, pendidikan, kesehatan termasuk KB serta prasarana
pendukungnya.
BAB II
PEMBAHASAN
Definisi
Kontrasepsi
Pengaturan kelahiran, yang dikenal pula sebagai Kontrasepsi dan Pengaturan
Fertilitas, merupakan metoda atau alat yang digunakan untuk mencegah kehamilan. Perencanaan, pembekalan, dan
penggunaan kontrasepsi disebut Keluarga Berencana. Seks aman, seperti penggunaan kondom wanita atau pria, juga dapat membantu mencegah infeksimenular
seksual. Metode pengaturan kelahiran telah
digunakan sejak zaman dahulu, tetapi metode yang efektif dan aman baru tersedia
pada abad ke 20. Pada beberapa kebudayaan akses pada kontrasepsi dibatasi
karena dianggap tidak sesuai baik secara moral maupun politik.
Metode kontrasepsi yang paling efektif
adalah sterilisasi dengan vasektomi pada pria dan pengikatan tuba/saluran falopii pada wanita, alat kontrasepsi dalam rahim (Akdr/Iud)
dan kontrasepsi implan (Susuk Kb). Ini disusul dengan sejumlah kontrasepsi hormonal termasuk Pil Oral, Koyo, Cincin Vagina,
dan Suntik.
Metode yang kurang efektif termasuk barier seperti Kondom, Diafragma, dan Sponge
Kontrasepsi serta Metode Keluarga
Berencana Alamiahs. Metode yang kurang efektif yaitu Spermisida dan Sanggama terputus oleh
pria sebelum ejakulasi. Sterilisasi, walaupun sangat efektif, biasanya tidak
reversibel; semua metode lain bersifat Reversibel, sebagian besar segera
setelah dihentikan. Kontrasepsi darurat dapat mencegah kehamilan dalam
beberapa hari setelah hubungan seks tanpa perlindungan. Ada yang menganggap pantang berhubungan seks sebagai
kontrasepsi, tetapi pendidikan seks yang hanya
mengandalkan pantang dapat meningkatkan kehamilan di
usia remaja jika tidak disertai pendidikan kontrasepsi.
Jenis kontrasepsi yang banyak digunakan wanita, yaitu IUD.
¨ IUD adalah
sebuah alat kontrsepsi berupa kumparan kecil panjangnya 3 cm dimasukkan oleh
dokter ke dalam rahim untuk mencegah kehamilan. Seorang perempuan yang memasang
IUD namun hamil harus melakukan USG karena kemungkinan terjadinya kehamilan
ektopik lebih tinggi. Apabila USG menunjukkan bahwa kehamilan berada dalam
rahim, sangat penting IUD dikeluarkan sebelum melakukan aborsi.
Kelebihan IUD :
¨ Akan segera efektif begitu terpasang
di rahim anda
¨ Anda tidak perlu mengingat-ngingat ataupun
melakukan kunjungan ulang untuk menyuntik tubuh anda
¨ Tidak mempengaruhi hubungan seksual
dan dapat meningkatkan kenyamanan berhubungan karena tidak perlu takut
hamil
¨ Tidak ada efek samping hormonal
seperti halnya pada alat kontrasepsi hormonal
¨ Tidak akan mempengaruhi kualitas dan
volume ASI
¨ Dapat
dipasang kapan saja, tidak perlu pada saat masa haid saja asal anda tidak
sedang hamil atau diperkirakan hamil.
Kekurangan IUD :
¨ Akan terasa sakit dan kejang selama 3
hingga 5 hari setelah pemasangan
¨ Mungkin dapat menyebabkan anemia jika
pendarahan pada saat haid sangat banyak
¨ Jika pemasangan tidak benar, bisa saja
terjadi perforasi dinding uterus.
¨ Tidak bisa mencegah infeksi penyakit
menular seksual
¨ Tidak baik digunakan pada perempuan
yang rentan terkena penyakit menular seksual karena sering berganti pasangan
¨ Jika perempuan yang terkena IMS
(infeksi menular seksual) memakai IUD, dikhawatirkan akan memicu penyakit
radang panggul.
Efek samping
dari penggunaan IUD :
¨ Perubahan
siklus haid pada 3 bulan pertama, dan akan berkurang setelah 3 bulan
¨ Haid
akan lebih lama dan lebih banyak.
¨ Kadang-kadang
terjadi pendarahan (spotting) diantara masa menstruasi
BAB
III
KESIMPULAN
Mengentaskan kemiskinan dengan program KB
diperlukan kesadaran akan pentingnya keluarga berencana agar tidak bertambahnya
jumlah penduduk di Indonesia. Dengan penyuluhan tentang keluarga berencana dan
berbagai alat kontrasepsi dilakukan sebagian aktivis di harapkan dapat membantu
pemerintah memberantas kemiskinan. Slogan yang harus diterapkan setiap keluarga
muda adalah “ 2 ANAK LEBIH BAIK”
DAFTAR PUSTAKA :
http://www.womenonwaves.org/id/page/3349/can-i-have-an-abortion-if-i-have-an-iud
http://posyandu.org/keluarga-berencana/89-iud/618-keuntungan-kerugian-pemakaian-iud.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Pengaturan_kelahiran
Tidak ada komentar:
Posting Komentar